Namaste, Sri Krishna


Dengan menangkupkan kedua telapak tangan kita dan menaruhnya di dada, kita menyalami seseorang dan mengucapkan namaste. Arti namaste adalah “Aku Menyalami Ia yang bersemayam di dalam Diri-Mu!”
Balaraam atau sang Kokoh memang sesuai dengan badan bayi yang kekar dan subur itu. Krishna berarti Hitam, Hitam Manis.
Di Vrindavan itulah, Krishna memulai Leela nya, permainannya. Para Gopi dan Gopal yang rela meninggalkan rumah mereka di Gokul danh pindah bersama Nand dan Yashoda adalah insan-insan terpilih, manusia-manusia pilihan. Mereka hanya belasan keluarga, tetapi setiap orang dalam keluarga itu adalah para resi, para pencinta Allah, yang lahir kembali ke dunia hanya untuk mencicipi manisnya cinta.
Ya, mereka lahir kembali untuk satu urusan itu saja. Selama sekian masa kehidupan, mereka mengejar ilmu, mendalami spiritualitas, dan bermeditasi, tetapi mereka tetap kering. Pencapaian mereka tidak berlembab, malah banyak di antara mereka yang jatuh karena kealotan mereka sendiri. Kemudian, dibantu oleh para dewa atau malaikat yang memang bertugas sebagai pemandu atau guardingand guidng angels – akhirnya mereka sadar bahwa Cinta adalah aksara terakhir. Cinta adalah Aksara Tunggal yang mengandung semua makna.. apa saja yang dapat dimaknai dan diartikan.
Mereka pun menunggu hingga berabad-abad untuk memandang titisan Cinta di mayapada, di dunia manusia… Ya, kelahiran seorang Krishna selalu ditunggu-tunggu oleh jiwa-jiwa yang sudah cukup berkembang. Konyolnya, banyak di antara mereka kemudian lupa lagi. Mereka menyia-nyiakan kesempatan yang sudah mereka nantikan sendiri. Lihat saja, ada lebih dari 100 keluarga di Gokul, tapi hanya 18 yang bergabung dengan Nand dan Yashoda.
Krishna tahu bahwa adalah kepercayaan warga desa secara kolektif yang mendatangkan hujan atau menundanya. Krishna menasehati mereka, Seorang pawang hujan bukanlah dewa, setengah dewa, apalagi Tuhan. Mintalah kepada Dia Hyang Maha Tunggal, maka seluruh kebutuhanmu akan terpenuhi.


Ya, kebutuhanmu… bukan melulu kemauanmu, karena kemauanmu belum tentu dapat membahagiakan dirimu. Serahkan urusan kebutuhan kepada Hyang Maha Mengetahui. Biarlah Ia sendiri yang menentukan apa yang kalian perlukan, karena Dia adalah Hyang Maha Memahami, Maha memberi. Serahkan segala urusanmu kepada-Nya dengan penuh rasa cinta. Jangan takut, Hyang Maha Mencintai tidak membutuhkan apa-apa. Dengan mencintai-Nya, kalian akan mengenal cinta. Dan, cinta itulah kehidupan.

Comments

Popular posts from this blog

Menikmati Keunikan di Negara Seribu Kuil, Bangkok, Thailand

The hardest thing to do is letting go not because you want to but because you have to

Tips Traveling bersama Anak-Anak